Showing posts with label vaksin. Show all posts
Showing posts with label vaksin. Show all posts

9/26/2016

Blog Anti Vaksin

Whoa... ketika Anda mencari atau googling kata kunci blog anti vaksin, Anda mungkin akan sampai di halaman ini. Karena, dengan keyword itu, blog ini ada di page 1 hasil pencarian.

Apakah penulis blog ini adalah seorang anti vaksin?

blog antivaksin

Yang menolak vaksin mentah-mentah tanpa mau mendengarkan apa kata para ahli bidang kesehatan?

Yang perlu dikutuk karena membahayakan kesehatan orang dan atau anak-anak lain di sekitar?

Yang jelas, saya memang sangat-sangat tertarik untuk mencari tahu apapun yang punya hubungan dengan vaksin, vaksinasi, dan imunisasi. Manifestasi dari instink 'hubbul istithla'', rasa penasaran yang hebat untuk mengetahui sesuatu. 

Dan sesuatu itu adalah tentang vaksinasi tadi. Yang saya dapat dari pencarian itu sebagiannya saya coba tulis di sini.

Seorang teman saya bilang, sekarang ini adalah zamannya sosmed. Setiap orang, setiap penggunanya bebas untuk menyampaikan pendapat. Jadi boleh dong saya menyuarakan isi pikiran saya.  

Kalau saya lebih condong ke tidak memvaksin, tentu saya punya alasan tersendiri. Yang lebih penting lagi adalah kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan pilihan tersebut.

Vaksinasi itu buat saya, lebih banyak ruginya daripada manfaatnya. Kalaulah ada satu-satunya produk di zaman modern ini yang setiap orang dikenakan kewajiban untuk menggunakannya, produk itu adalah vaksin. Produk-produk lain tidak akan sampai dikampanyekan secara masif, bahkan dipaksakan untuk diberikan ke tiap individu seperti vaksin, seberapapun pentingnya. 

Sebenarnya, kalau vaksin memang sudah terbukti aman, efektif, dengan harga yang terjangkau oleh setiap kalangan, saya mungkin akan berubah pendirian. Ada sih, vaksin yang sudah lama dipraktikkan di bidang homeopati -homeoprofilaksis- yang mampu memenuhi kriteria aman, efektif, dan terjangkau tadi. 

Masalahnya, tidak ada pabrikan vaksin yang mau memproduksinya. Karena harganya murah dan sangat mungkin, mereka tidak akan bisa mengeruk untung besar darinya.   

Siapa yang selalu diuntungkan dari program imunisasi masal/wajib? Meski semua vaksin itu gratis, bukankah pihak pabrikan vaksin akan tetap menerima aliran dana dari subsidi pemerintah yang berasal dari pendapatan negara? Itu uang rakyat juga kan?

Produk farmasi lain, semisal obat atau alat kontrasepsi hanya akan diberikan kepada yang mau memakainya. Lain dengan vaksin. 

Jika ada yang menolak vaksin, terlepas dari apapun alasannya, sering sekali orang seperti ini dibully dan dilabeli tidak menyokong kesehatan umat. 

Pendapat yang saling bertentangan, pro vaksin dan anti vaksin itu punya pijakan masing-masing. Jika terdapat dua hal yang bertentangan, kewajiban orang tua adalah melihat mana yang lebih kuat untuk diikuti. 

Bukan sekadar ikut-ikutan menolak atau mengiyakan.  

Saya terlanjur membaca sejumlah tulisan terkait dan punya kesimpulan jika memvaksin lebih berbahaya daripada tidak memvaksin. Argumen dari para kritikus vaksin ditambah apa yang saya lihat dan rasakan di sekitar lebih meyakinkan dan berbobot daripada argumen yang diungkapkan oleh para pendukung vaksinasi.

Kalau vaksin memang efektif, mengapa ada saja orang tua yang begitu khawatir jika anak-anaknya yang sudah divaksin lengkap bermain bersama anak orang lain yang tidak divaksin? 

Toh tubuh mereka sudah kebal karena vaksin. 

Kalau masih menganggap berbaur dengan anak non vaksin itu berbahaya, apa itu tidak sama dengan menganggap vaksin yang diterimanya tidak ampuh? Lantas mengapa pula mau divaksin?

Kalau orang macam saya disebut berbahaya karena akan mengacaukan cakupan imunisasi (vaksinasi) sehingga prosentase minimal herd immunity aka kekebalan kelompok tidak terpenuhi.. Bukankah herd immunity itu aslinya akan terjadi bila suatu komunitas terkena wabah penyakit tertentu, sehingga setelah sembuh, manusianya akan kebal sampai mati? 

Mengapa prinsip herd immunity yang berasal dari infeksi alami kemudian diaplikasikan ke vaksinasi yang merupakan 'infeksi' buatan? Herd immunity dari hasil vaksinasi itu telah terpatahkan sedemikian rupa karena tidak terbukti. 

Mudahnya, sebagai contoh, jika herd immunity harus mencakup 95% dari populasi -bukan hanya anak-anak-, berapa persen dari penduduk Indonesia yang tidak divaksin campak hari ini?

Yang sering juga terjadi, orang terkena penyakit dari vaksinnya sendiri. Vaksin polio misalnya, bisa membuat seseorang terkena polio. Vaksin polio menjadi penyebab nomor satu kelumpuhan akibat polio. Sudah banyak yang membahas masalah ini, tinggal cari di internet.

Ow, cuma mengandalkan internet lantas berani bicara??  

Itu dikembalikan ke individunya..

Vaksin campak di negeri kita dimulai tahun 1983. Yang disasar adalah balita. Sekarang, dari 250 juta penduduk, berapa yang sudah divaksin campak? Generasi yang lahir sebelum tahun 80-an, sangat banyak yang tidak divaksin campak. 

Tentu, cakupan 95% untuk syarat herd immunity itu tidak tercapai. Apakah penjangkitan atau wabah campak yang fatal terjadi di negeri kita tercinta pada masa sekarang?

Ada banyak kisah tragis kecacatan atau kematian terkait vaksin yang bisa dengan mudah kita dapatkan. Kalau para pejabat kesehatan tetap ngotot vaksin itu aman-aman saja, bukankah itu seperti menuduh para ibu yang menceritakan kondisi anaknya yang cedera atau bahkan meninggal sesudah divaksin itu berdusta? Sanevax.org punya data melimpah tentang hal itu.

Para pengritik vaksin atau kebijakannya itu bukan berkata tanpa sains. Masih menurut mereka, sains vaksin itu belum tuntas, belum berakhir dengan kesimpulan tunggal yang mengunggulkan vaksin. Sudah banyak kajian yang mendapati hal sebaliknya. 

Mereka, para kritikus vaksin itu adalah manusia real yang sebagian besarnya masih bernafas hari ini.

Memang saya rasa ada juga orang penolak vaksin yang asal bicara, bahkan sampai membuat tuduhan keji yang dialamatkan pada para tenaga medis. Sialnya, para tenaga medis juga mau-maunya menanggapi argumen mereka, kadang sama emosinya.

Kalau yang menjadi persoalan dalam vaksin adalah kehalalannya, maka, begitu pabrikan vaksin mampu membuat vaksin halal, urusan selesai. Tapi, keamanan dan kefektifan vaksin akan terus menghantui jika tidak terbukti.

Saya juga bukan anti sains. Saya hormati setiap orang dengan pendiriannya terkait vaksin. 

Yang sangat saya harapkan itu adalah perubahan kebijakan vaksin yang membuka ruang kebebasan bagi setiap warga negara untuk menentukan sikapnya terhadap imunisasi dengan cara vaksinasi. Ini curahan dari dasar hati yang sedang panas dan sesak oleh pewajiban vaksinasi masal... Sungguh, ada banyak cara lain untuk membuat tubuh sehat disamping vaksinasi.

Juga, jikapun hendak memvaksin, diagnosis yang jelas semestinya ditegakkan untuk setiap calon penerima... mungkin bukan dengan cara menyuruh tiap bayi mangap lalu ditetesi vaksin oral dengan alasan demi mememberantas polio, atau menjadikan setiap bayi pincushion alias bantalan jarum-jarum vaksin yang kadang diberikan lebih dari satu suntikan dalam sekali kunjung dokter...

sumber gambar: abc.net.au

9/06/2016

8/13/2016

Tentang Uji Coba Vaksin, Etika, dan Kecurangannya - Interview dr. Russell Blaylock

diskusi vaksin
Berikut ini, Mike Adams mewawancarai spesialis bedah saraf, peneliti dan penulis, dr. Russell Blaylock, seorang ahli dalam hal eksitotoksin seperti aspartam dan MSG, mengenai curangnya sains vaksin. Dokter Blaylock mengungkapkan kebenaran yang mengusik terkait uji coba vaksin, etika, juga berita vaksin yang sangat membuka mata.



HEALTH RANGER (HR): Halo dan selamat datang. Saya Mike Adams, Health Ranger di Naturalnews.com mempersembahkan video interview spesial dengan dr. Russell Blaylock, seorang dokter bedah saraf dan pakar eksitotoksin dan berpengetahuan luas dalam hal keracunan otak yang mungkin disebabkan oleh ajuvan-ajuvan kimia dan logam-logam ringan atau berat yang justru ditemukan di dalam vaksin. Beliau bergabung dengan kita via video Skype. 

Dokter Blaylock, terimakasih telah bergabung dengan saya hari ini.

DR. BLAYLOCK (DB): Terima kasih, Mike.

HR     : Well, dunia vaksin telah menggila, Dokter Blaylock, mereka katakan kita harus mewajibkan partisipasi dalam uji coba vaksin sekarang ini, tidak ada hak untuk menolak. Mengapa, tolong jelaskan ke kami, mengapa ini adalah ide gila?

DB      : Well, itu sebuah pelanggaran terhadap kode medis Nuremberg, Anda tahu kode ini bertujuan melindungi masyarakat agar tidak menjadi kelinci percobaan bagi pemerintah atau pabrik vaksin. 

Tiba-tiba kita dapati pelanggaran atas perlindungan Nuremberg, Anda dipaksa untuk ikut uji cobavaksin. Dan jika kesehatan Anda rusak selama uji coba vaksin eksperimental ini, maka itulah harga yang Anda bayar untuk hidup dalam masyarakat. Ini tentu tidak konsisten dengan pendiri republik ini, dengan memasukkan orang dalam uji coba eksperimental secara paksa.

HR     : Well, benar, tapi biarkan saya berakting jadi orang jahat sebentar. Para pegiat vaksin, pendorong, propagandis, semuanya berkata, tentu sejumlah kecil  orang akan meninggal karena vaksin -mereka mengakuinya- tapi kata mereka untuk setiap orang yang terbunuh oleh vaksin, mungkin sejuta orang akan terselamatkan, karenanya, itu untuk kebaikan masyarakat yang lebih besar. Apa yang salah dengan logika ini, Dokter Blaylock?

DB      : Wah, ini menarik. Logika yang sama persis dengan yang kita dengar di Nazi Jerman, bahwa tindakan-tindakan ini bersifat sosial, bahwa kita sedang melakukan ini untuk kebaikan yang lebih besar. Bahwa Anda harus melihat dengan pandangan yang jauh. Tentu kita akan membunuh beberapa juta orang atau ribuan orang dalam eksperimen ini atau itu, tapi itu kan untuk kebaikan yang lebih besar. 

Maka argumen demi kebaikan yang lebih besar telah selalu menuntun pada penyalahgunaan totalitarian. Dan faktanya, sebagian besar kerusakan akibat vaksin itu disembunyikan. 

Kita punya vaksin, sistem pelaporan VAERS, yang sifatnya sukarela. Tapi di sana pun, kita melihat jutaan reaksi vaksin yang dilaporkan. Dan saat Anda mendengar para penganjur vaksin membicarakannya, yang Anda dengar 'oh, itu sangat jarang, sangat jarang Anda terkena reaksi vaksin,' yang, sepenuhnya adalah kebohongan. Bahkan data mereka yang melaporkan hanya terjadi 2 hingga 10 persen komplikasi vaksin menunjukkan bahwa kita sedang melihat ratusan ribu komplikasi serius dari suatu vaksin, dan seringkali seperti dalam kasus Gardasil, komplikasi serius dari vaksin itu melebihi angka kematian akibat kanker serviks. 

Jadi, rasio manfaat dan bahaya mengatakan kita harusnya tidak melakukan ini sama sekali, bahwa vaksin seharusnya dilarang. Anda sedang membahayakan orang ketimbang memberi manfaat dari vaksin. Dan itulah permasalahannya, mereka mampu menyembunyikan informasi ini.

HR     : Benar, memang benar mereka selalu bisa memberikan penjelasan atau menguburnya begitu saja atau bahkan, mereka memiliki program kompensasi cedera vaksin yang merupakan sistem peradilan bayangan yang bahkan lebih kuat daripada Mahkamah Agung Amerika Serikat, yang membayarkan uang kepada para orang tua, sambil mengakui jika 'iya benar anak Anda rusak bahkan menjadi autis akibat vaksin, tapi kami akan memberi Anda uang, ini uang tutup mulut..'  dengan menerima penyelesaian ini, Anda setuju untuk tidak membicarakannnya. Itu terjadi di Amerika hari ini, itu uang suap dari sistem peradilan pemerintah bayangan.

DB      : Well dan itu adalah peradilan cedera vaksin. Sangat sulit bahkan untuk sekadar hadir di depan peradilan. Saya mengetahui sejumlah orang tua yang anak-anak mereka jelas terusak oleh vaksin yang tidak pernah bisa bersaksi di pengadilan. Jadi, untuk benar-benar mendapat uang dari pengadilan itu sangatlah sulit. Seperti kata Anda, bahkan hasil yang menunjukkan banyak anak yang terusak sarafnya oleh vaksin itu tersembunyi. Masyarakat tidak pernah mendengar tentangnya.

HR     : Well, yeah betul sekali. Tentu, media mainstream tidak akan mengulasnya. Orang akan mendengar ini dari media alternatif. Dan sehubungan dengan itu, saya ingin mendorong pemirsa untuk mengecek website Anda, tentu di RussellBlaylockMD.com, benar kan?

DB      : Betul.

HR     : Yap, RussellBlaylockMD.com, mendaftarlah untuk mendapat email newsletter di sana, Anda juga bisa memperoleh buku-buku beliau di Amazon.com dan toko-toko buku lainnya. Beliau telah menulis buku-buku seperti Excitotoxin: The Taste that Kills dan buku terbaru Anda tentang kanker, apa judulnya?

DB      : Natural Strategies for Cancer Patients

HR     : Natural Strategies for Cancer Patients. Apakah Anda telah punya buku tentang  toksisitas vaksin?

DB      : Belum. Tapi saya menulis pengantar di buku Neil Z Miller terbaru, The Vaccine Safety Manual, pengantar yang agak panjang yang dia perkenankan saya untuk menulisnya. Jadi saya punya itu, plus saya punya sebuah buku tentang autisme, yang menghubungkan vaksin-vaksin itu dengan mekanisme molekuler yang menyebabkan terjadinya autisme.  

HR     : Saya ingin mengundang Anda, kami yang akan menerbitkan artikel-artikel Anda. Saya tahu anda mempublishnya di Newsmax. Bila Anda bisa mendapatkan izin mungkin untuk mempublikasi di hari yang sama atau keesokannya, saya sangat ingin mempublikasi artikel-artikel Anda di NaturalNews. Saya kira itu akan menjadi tambahan besar untuk website ini.

DB      : Boleh-boleh saja, saya berterimakasih untuk itu.

HR     : Well, kita kerjakan sesudah ini. Kirimkan saja artikel-artikel Anda kepada kami dan kami akan mempostingkannya untuk Anda. Orang perlu mengetahui informasi Anda, tapi kembali ke soal vaksin. Biar saya bermain jadi penjahat lagi, karena Anda tahu ada begitu banyak argumen balik dari industri vaksin. 

Industri itu akan bilang ok, katakanlah beberapa anak terbunuh atau cacat atau menjadi autis karena vaksin, tapi, memiliki industri vaksin itu tetaplah penting karena suatu hari akan terjadi pandemi besar-besaran dan bila industri vaksin tidak punya mesin dan investasi infrastruktur, mereka tidak mampu memproduksi vaksin dengan cepat yang akan menyelamatkan kita semua dari kematian dan kerusakan total. Bagaimana dengan pembelaan ini?

DB      : Well, itu sama saja menganggap kita tidak akan punya kemampuan apapun untuk memroduksi vaksin kecuali kita diizinkan untuk mengambil keuntungan ratusan juta dolar, yang tentu saja, tidak benar. 

Kalau kita lihat sains dalam proses vaksinasi itu sendiri, terbuktilah bahwa cara mereka melakukan imunisasi, menyuntikkannya ke dalam otot lengan atau paha Anda itu sebenarnya menekan banyak sistem imun, khususnya pada anak-anak. Kami menemukan fakta bila tindakan itu membuat sistem saraf berubah menjadi yang kita sebut produksi sitokin tipe TH2, yang merintangi imunitas. Dan perlindungan utama Anda dalam melawan virus, khususnya yang sangat ganas, virus-virus yang mematikan dan bakteri adalah imunitas seluler Anda. 

Nah, vaksin tidak merangsang kekebalan seluler sama sekali; kenyataannya, vaksin-vaksin itu menekannya. Itu bisa diketahui kalau Anda melihat situs CDC, mereka katakan bahwa misalkan seorang anak mendapat vaksin Hib, selama dua minggu anak itu akan lebih mungkin terkena Hib dan meninggal karenanya daripada jika Anda tidak memberinya vaksin. Kita melihat hal yang sama pada vaksin MMR; virus campak atau rubella adalah imunosupresan, seperti halnya virus HIV.

HR     : Yeah, ini luar biasa. Kita melihat laporan-laporan berita sangat sering membahas penjangkitan campak, atau penjangkitan batuk rejan atau penjangkitan cacar air. Saya amati mereka tidak mengatakan yang sebenarnya ke Anda, yaitu bahwa sebagian besar yang terjangkit itu sebelumnya nyata-nyata telah divaksin melawan penyakit yang sedang berjangkit tersebut. Anak-anak yang terjangkit campak adalah anak-anak yang telah divaksin campak. Mereka tidak mengatakan demikian.

DB      : Well ada sejumlah hal penting yang tidak mereka katakan kepada Anda. Satu, ketika mereka mengatakan terjadi apa yang mereka sebut penjangkitan, kematian dari penjangkitan itu sangatlah jarang. Sebagian besar anak-anak terkena campak begitu saja dan sembuh, sebagaimana jutaan dari kami sewaktu kecil. 

Saat saya tumbuh besar, tidak ada vaksin campak. Sepertinya semua anak di kelas saya terkena campak, kami semua sembuh. Saya tidak ingat ada yang mengalami komplikasi serius, tapi kini Anda dengarkan para penyeru vaksin, Anda akan berpikir kalau jalanan dipenuhi tubuh anak-anak yang meninggal. Itu cuma bualan. Dulu kami semua terkena, dan bedanya adalah saat kami terjangkit campak, kami mendapatkan kekebalan seumur hidup. 

Dan Anda lihat situs CDC sekarang, di sana dikatakanbila Anda terkena campak sebelum tahun 1960, maka Anda tidak perlu vaksinasi. Tapi bila Anda mendapat vaksinasi campak, Anda harus terus divaksin setiap lima tahun atau tiap dua tahun untuk menjaga agar sistem imun Anda tetap aktif. Namun setelah itu Anda tidak mendapat perlindungan, itulah sebabnya mengapa sebuah penjangkitan – semua kasus penjangkitan ini- sebagian besar anak yang terjangkit telah divaksin secara lengkap.

HR     : Anda tahu, senang sekali saya Anda sebutkan hal itu karena saya temukan CDC telah mempelajari taktik Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) dalam mempergunakan rasa takut untuk memasarkan wewenangnya sendiri. 

Kalau DHS mengatakan teroris ada dimana-mana, sehingga kita tidak perlu mencari lagi, kita perlu angggaran lebih banyak, kita perlu pengawasan, CDC berkata oh ada virus mematikan di setiap tempat, dan penjangkitan dimana-mana, karena itu kita butuhkan lebih banyak anggaran, kita perlu lebih banyak vaksin, kita perlu lebih banyak pengawasan penyakit infeksi. Itu taktik yang sama persis sengan mesin pemicu perang, yang tidak lain adalah Departemen Keamanan Dalam Negeri. Ini sukar dipercaya.

DB      : Yang menyedihkan dari semua ini adalah seluruh ketakutan ini didasarkan pada kebohongan mutlak. Sebagai contoh, bila Anda lihat kebijakan vaksin bagi bayi berusia enam bulan, mereka memberi bayi-bayi itu injeksi difteri, mereka beri injeksi tetanus, lalu Anda bertanya pada seorang dokter apakah ada risiko mengembangkan tetanus bila seorang anak di Amerika tidak mendapat vaksin tetanus. 

Dokter itu tidak tahu. 

Well, jika Anda melihat dulu sebelum ada vaksin tetanus, insiden tetanus pada bayi yang baru lahir nyaris tidak ada. Nol. Sebagian besar kasus tetanus terjadi pada orang dewasa berusia di atas 25 tahun, dan jumlah kasus tetanus di Amerika Serikat sangat-sangat kecil bahkan sebelum vaksinnya ada. 

Itu memberi kesan bahwa sebelum vaksin-vaksin ini ada, infeksi merajalela dan besar-besaran, tapi saat kita melihat ke data --data historis tentang infeksi-infeksi ini-- dan termasuk seluruh infeksi di masa kanak-kanak, semuanya menurun drastis bahkan sebelum vaksin ditemukan. Sebabnya adalah ketika Anda terkena infeksi alami, seiring waktu penduduk mengembangkan kekebalan masif terhadap infeksi tersebut.

HR     : Senang sekali saya, Anda menyebutkan bahwa karena ada banyak sejarawan revisionis dalam polio misalnya. 

Anda tahu, pembicaraan tentang vaksin polio dulu adalah hal yang besar dan menarik, namun bila Anda melihat ke sejarah yang sesungguhnya, polio sudah akan habis bahkan sebelum vaksinnya datang. Dan Anda kemudian melihat ke Jonas Salk, penemu vaksin polio yang terkenal itu, dia melakukan eksperimen medis illegal dengan memakai uang pemerintah terhadap korban-korban tidak berdosa yang tidak tahu mereka sedang dieksperimen. Maksud saya, ini kan gila, dan tidak seorangpun yang diberitahu tentang sejarah ini melalui chanel konvensional hari ini, mengherankan.

DB      : Well kalau Anda membaca sejarah wabah polio, tentu saja saya tumbuh di masa polio sedang jaya-jayanya dan ketika itu tidak ada vaksinnya. Well, hanya ada satu anak di kelas kami yang mengembangkan polio dan dia hanya mengalami atrofi minor di kaki. Tapi Anda tidak melihat ada banyak anak yang berakhir dengan paru-paru besi. 

Kala Anda melihat gambar-gambar polio masa itu dan mereka memperlihatkan ruangan-ruangan yang penuh dengan paru-paru besi, ruang-ruang itu adalah pusat rujukan. Mereka mengambil kasus dari seantero Amerika Serikat karena mereka terkena paru-paru besi. Anda melihat ke daerah-daerah, misalkan Haddenburg, Mississippi, oh di situ mungkin ada lima atau enam kasus dan Anda melihat ke kota lain, di sana mungkin ada satu atau dua kasus, tapi bila Anda menyatukannya, kasus-kasus itu menjadi sangat mengesankan. 

Ini adalah pusat-pusat rujukan. Ini penipuan atas apa yang mereka lakukan. Mereka tahu bahwa sebagian besar orang yang mereka sodori informasi ini tidak hidup di masa itu, bahwa virus polio adalah sebuah virus ringan musim panas yang telah ada sedari masa silam, dan sehingga penampakan kelumpuhan ini adalah hal yang sangat mengejutkan semua orang sebab ini kan virus yang ringan. Menariknya, periode saat virus ini tiba-tiba berubah sifat menjadi melumpuhkan terjadi sesudah vaksinasi difteri dan pertusis dilakukan. Dan itulah saat mereka pikir vaksin itu sendirilah yang mengubah imunitas anak-anak ini atau memutasi virus itu sehingga membuat lumpuh.

HR     : Well tipuan pemasaran. Vaksin datang dan benar-benar memperlemah sistem imun, membuat orang lebih rentan terhadap infeksi, dan ada virus-virus hidup yang tanpa sengaja atau mungkin dengan sengaja dimasukkan ke dalam vaksin dan lepas ke alam liar. Sehingga vaksin menjadi vektor untuk mengenalkan infeksi dalam sejumlah kasus, kita lihat hal itu di Baxter Pharmaceuticals. Maka kemudian vaksin menjadi pelengkap ramalan mereka sendiri. Ada penyakit menular karena vaksin melemahkan sistem imun dan memasukkan penyakit infeksi itu, dan mereka gunakan hadirnya penyakit infeksi ini untuk menyerukan lebih banyak vaksin. Ini logika mbulet luar biasa, kegagalan tipuan pemasaran. 

DB      : Ya, begitulah, mereka tahu kalau kebanyakan dokter nyaris tidak tahu apa-apa tentang vaksin. Mereka tidak tahu apa yang ada di dalamnya, mereka tidak tahu apapun tentang imunologi dari proses vaksinasi, mereka tidak membaca literaturnya. Tapi kalau Anda memahami sains tentang vaksin, caranya bekerja, akan Anda temukan fakta bahwa vaksin-vaksin itu merangsang bagian penekan kekebalan dari sistem imun. 

Misalnya, hepatitis B, mereka punya ide kalau mereka akan memvaksinasi semua bayi yang baru lahir untuk mencegah hepatitis B. Well, apa yang terjadi? Vaksinasi itu mencegah sistem imun bayi dari berubah menjadi berfungsi sepenuhnya, (berupa) tipe kekebalan yang termediasi seluler. Dan vaksinasi itu memperlamanya lebih dari setahun setelah kelahiran. Karena itu membuat bayi-bayi itu jauh lebih rentan terhadap hepatitis B, sehingga kemudian ada lebih banyak anak yang terkena infeksi HiB, maka mereka katakan oh well kita perlu lebih banyak vaksinasi HiB. Seperti yang Anda katakan, itu memenuhi ramalan mereka sendiri.

HR     : Ini susah dinalar, kini mereka mendorong vaksin flu untuk wanita hamil. Maksud saya, itu dulu hal yang gila secara medis pada sepuluh tahun lalu, iya kan? Maksud saya ketika Anda dalam masa residency training, mereka tidak akan pernah memberikan vaksin seperti itu kepada wanita hamil, bukan begitu?

DB      : Well masalahnya, dan ini bidang minat saya, adalah ketika Anda memvaksin seorang wanita hamil, khususnya selama periode tertentu kehamilan, Anda mempertinggi risiko anaknya terkena skizofrenia dan autisme sekitar enam kali lipat di kemudian hari. Dan itu dikarenakan vaksin menghasilkan sitokin imun, khususnya interleukin 6, yang telah terbukti menyebabkan perubahan otak pada bayi yang menuntun pada skizofrenia dan autisme di masa mendatang. 

Well, riset ini sangat mendalam dan diulang di banyak laboratorium, tapi kini datang para pegiat vaksin mengatakan kita perlu mulai memvaksin wanita hamil. Saya terkejut bukan kepalang dengan riset yang sangat kuat ini yang menunjukkan bahwa Anda akan meningkatkan jumlah penderita skizofrenia dan autisme secara besar-besaran.

HR     : Tapi lagi-lagi, ini kasus lain dari ilmuwan yang membuang ilmu. Maksud saya, kini Anda pergi ke apotek-apotek dan mereka semua punya iklan ini, Anda tahu, Anda versus flu dan mereka tunjukkan wanita-wanita hamil dan bagaimana bayi Anda akan menjadi sehat. Kartu-kartu Hallmark memberikan pengingat vaksin ini bagi ibu-ibu baru untuk memastikan anak Anda mendapatkan 18 vaksin ini. 

Dan kemudian Anda mendengar cerita dari para orang tua yang berkata bayi saya dulunya sehat, saya membawanya untuk divaksin, mereka memberikan 18 vaksin sekaligus, atau kadang 9 atau 10 vaksin sekaligus, dalam hitungan jam, itu bagaikan meninggal seketika. Dan sekarang mereka menjadi autis. Anda mendengar ini lagi dan lagi dan sistem kedokteran mainstream, sistem gerbong melingkar itu menolak semuanya. Pengingkaran sepenuhnya atas semua ini, ini kan tidak masuk akal.

DB      : Hal yang mengejutkan adalah mereka bahkan mengadakan konferensi rahasia, Konferensi Simpsonwood di Georgia, yang di situ mereka mengumpulkan ilmuwan-ilmuwan mereka dan penelitian-penelitian untuk mengetahui jika memberikan vaksin yang mengandung merkuri menyebabkan masalah-masalah perkembangan saraf. Itu adalah pertemuan rahasia. 

Dan kesimpulan mereka, iya, vaksin bermerkuri menyebabkan masalah-masalah perkembangan saraf pada anak-anak. Semakin banyak vaksin, semakin buruk permasalahannya. Dengan segera mereka menyensornya, mengatakan kita tidak bisa membiarkan laporan ini dirilis karena jika saja para orang tua mengetahui hal yang kita temukan, mereka akan takut untuk memvaksinasi anak-anak mereka. Ketua komite berkata, well, saya akan kena kutuk bila membiarkan cucu saya divaksin atas dasar informasi ini. Tapi dia tidak akan membiarkan seluruh Amerika mengetahuinya, itu hanya untuk perlindungannya sendiri.

HR     : Itu dia masalahnya, mereka melindungi industri, mereka saling melindungi gaji, kredensial dan reputasi; lupakan keamanan, lupakan pelayanan publik. Ini telah menjadi sistem yang berdiri untuk memperluas kekuatannya sendiri dan melindungi kepentingan keuangannya sendiri. Dan ini bukan sains, Dokter Blaylock, ini sebuah industri untuk mitologi keuntungan, perdukunan dan dagangan palsu, bukan sains.

DB      : Bukan, begitulah nyatanya. Saya menulis artikel yang akan saya kirim ke Anda, yang merinci dan mengutip langsung orang-orang ini, beberapa hal mengejutkan yang mereka katakan dalam konferensi ini. Bahwa bila para orang tua mengetahuinya, mereka tidak akan pernah mengizinkan anak-anak mereka divaksin dengan vaksin-vaksin berbahaya ini. 

Kalau mereka mengetahui sains itu, dan inilah yang saya dengar orang-orang seperti Paul Offit yang tampil dan berpura-pura bila sains ada di sisi mereka. Well, sains itu sememangnya berada di sisi kita. 

Kita punya para peneliti terbesar di area ini yang berada di pihak kita. Mereka mengabaikannya. Mereka tahu bahwa masyarakat bahkan tidak akan mengetahui cara untuk memperoleh informasi itu dan membaca lalu memahaminya – itu imunologi yang yang sangat rumit. 

Paul Offit adalah seorang pendusta sejati saat ia mengatakan hal-hal ini. Contohnya, dia berkata oh, Anda bisa mendapatkan 100.000 vaksin, 10.000 vaksin, dan itu sangat-sangat aman. Saya akan beri tantangan publik kepada Paul Offit –ambil 36 vaksin hepatitis B dan mari kita lihat bagaimana dia jadinya. Dia tidak akan melakukannya. 

Mari kita hadirkan CEO Merck Pharmaceutical dan katakan biarkan saya memberi Anda vaksin yang Anda rekomendasikan semuanya sekaligus, yang Anda sebut aman, dan mari kita lihat bagaimana Anda nanti. Mereka tidak akan melakukannya.

HR     : Ini benar-benar brilian, Dokter Blaylock, sebuah tantangan publik. Mari kita ajak para CEO pabrik-pabrik vaksin ini untuk divaksin dengan vaksin mereka sendiri di depan publik, injeksi berlipat sekaligus dan kita lihat apa yang terjadi.

DB      : Saya pikir seharusnya ada undang-undang yang bila CDC menandatanganinya, maka saat pabrikan-pabrikan vaksin dan orang-orang semacam Paul Offit hendak menyatakan hal-hal seperti ini, atas nama hukum mereka harus mendapatkan setiap vaksin yang mereka rekomendasikan.

HR     : Saya setuju, dan kalau mereka mau melakukannya, bisakah Anda dan saya yang memberikan vaksin ke orang-orang ini?

DB      : Dengan senang hati, tapi saya jamin Anda bahwa CEO Merck Pharmaceutical, Anda pikir dia akan mau mengambil vaksinnya?

HR     : Saya jadi teringat ini, kelompok-kelompok ilmuwan yang meragukan homeopati -dan ini adalah topik lain terlepas dari apa yang Anda percayai tentang homeopati- orang-orang itu hadir di muka publik meminum bergalon-galon homeopati dan berkata, well, ini tidak mempan karena kami tidak mati. 

Tapi coba kita balik ke mereka, katakan mengapa Anda tidak meminum kemoterapi Anda, mengapa Anda tidak menyuntik diri Anda sendiri dengan vaksin-vaksin Anda di depan umum? Mengapa Anda tidak meminum obat-obatan Anda sendiri di depan umum dan mari kita lihat berapa banyak dari Anda yang masih sehat dalam jangka waktu 30 hari.

DB      : Well saya kira Anda mungkin ingat kasus di Maryland belum lama ini yang di sana pengadilan memerintahkan 1000 remaja untuk divaksin di ruang sidang. Dengan 19 vaksin, tak bisa dipercaya ada orang yang memerintahkan hal semacam itu. Ini ancaman kekerasan dan kekerasan fisik, melanggar kode Nuremberg, well, saya menulis artikel mengenai hal itu untuk sebuah koran di Maryland. 

Saya bilang, tantang gubernur negara bagian yang mendesak mereka menerima semua vaksin ini, atau cari tahu apakah dia telah memvaksin seluruh keluarganya. Seorang reporter menanyainya. Anda tahu apa jawabnya? Itu urusan pribadi saya. Dia tidak akan mengaku kalau dia tidak memvaksin anak-anak dan cucu-cucunya atau dirinya sendiri. 

Orang-orang ini adalah pendusta karena mereka tidak mau memvaksin diri mereka sendiri. Saya akan jamin orang-orang ini tidak mengambil vaksin flu setiap tahunnya. Dan saya menjamin kalau mereka tidak memvaksin diri sendiri dengan vaksin H1N1 yang mereka jajakan, di samping itu saya bekerja dengan seorang periset di Republik Ceko dan kami menulis sejumlah artikel yang dia terjemahkan ke bahasa Ceko. 

Dan presiden negeri itu, setelah membaca artikel-artikel tersebut menolak untuk mengambil vaksin H1N1. Kepala organisasi setara CDC mereka mempromosikannya, tetapi dia menolak untuk divaksin dan akhirnya mereka menghancurkan vaksin bernilai jutaan dolar karena tidak seorangpun mau divaksin.

HR     : Anda tahu, kita lihat hal ini tercermin di seluruh sistem global pada mereka yang disebut ilmuwan. Kita melihat di kafe-kafe Monsanto, mereka tidak akan memakan makanan hasil rekayasa genetika. Kita melihat Ratu Inggris tidak mengonsumsi susu yang dipasteurisasi, meminta susu mentah dikirim kepada keluarganya sehingga mereka dapat meminum susu mentah yang segar. 

           Kita juga melihat di Inggris ada sekelompok elit global yang memesan vaksin hijau, vaksin yang aman bagi anak-anak mereka berupa vaksin dosis tunggal tanpa pengawet dan ajuvan di dalamnya. Jadi kita sungguh, kita mendapati penolakan ini, bahkan seorang figur medis TV yang kondang berkata di depan umum kalau keluarganya tidak divaksin namun dia merekomendasikan agar Anda mendapat vaksinasi. Lagi dan lagi, standar ganda.

DB      : Tepat, dan kita perlu menuntut bahwa setiap orang yang meminta masyarakat agar orang mengambil vaksin-vaksin yang mereka promosikan, mereka diharuskan divaksin di depan umum dengan vaksin yang telah didistribusikan karena vaksin-vaksin itu akan diberi air suling atau larutan garam. Kita ingin para pemimpin perusahaan-perusahaan ini dan seluruh jajaran perusahaan divaksin dengan setiap vaksin yang mereka buat. Dan Paul Offit agar mendapat sedikitnya 36 vaksin hepatitis B sekaligus dan direkam dalam video selama tiga minggu ke depan. 

HR     : Saya pikir ini ide yang hebat, dan bukan dengan vaksin yang disiapkan sendiri oleh Paul Offit karena ada terlalu banyak penipuan yang terjadi. Kita bicara tentang vaksin yang telah didistribusikan, pergilah ke apotek, pergilah ke Walgreen, dan dapatkan vaksin yang untuk dijual. Kita secara mandiri mengisikan vaksin ke dalam syringe dan kita injeksikan ke dia sebanyak 36 kali dan lihat apa yang terjadi.

DB      : Well, saat Anda memeriksa dosis aluminium yang diperoleh bayi lewat vaksin hepatitis B, jumlahnya 50 kali lebih tinggi daripada dosis keamanan EPA. Jadi ini setara dengan orang dewasa yang mendapat sekitar 36 vaksin yang berlainan dengan hepatitis B. Bila itu setara dengan dosis yang Anda berikan kepada seorang bayi berusia enam bulan atau satu tahun, maka Paul Offit kita beri 36 vaksin Gardasil atau tetanus atau salah satu vaksin dengan kandungan aluminium tinggi dan kita lihat bagaimana dia selanjutnya.

 HR    : Saya ingin bekerjasama dengan Anda dalam tantangan publik ini, Dokter Blaylock. Saya kira ini ide brilian, ini membuktikan hal itu dan saya bertaruh kalau yang disebut para ilmuwan vaksin itu tidak akan pernah membiarkan diri mereka untuk diinjeksi dengan semua vaksin ini karena mereka tahu. Pasti mereka tahu.

DB      : Tentu mereka tahu, dan saya jamin bila tantangan yang sama dialamatkan ke para ilmuwan di CDC yang mempromosikan vaksin, saya jamin ilmuwan –ilmuwan itu tidak mengambil vaksin-vaksin ini.

HR     : Well saya membawa satu vial fluoride ke sebuah pertemuan anti fluoride di kota sekitar satu dekade yang lalu dan menantang dokter gigi di sana untuk meminum fluoride itu dan tidak satupun dari mereka yang mau meminumnya. Mereka tahu itu beracun. Fluoride itu akan membunuh mereka.

DB      : Itu seperti para ahli onkologi, mereka memang melakukan survey pada ahli-ahli onkologi. Mereka tanyakan maukah Anda mengambil pengobatan terapeutik seperti yang para pasien Anda ambil apabila Anda terkena kanker, 80 persen dari mereka berkata tidak. Itu lebih informatif daripada yang lain.

HR     : Itu sungguhan, yeah. Kita sudah di penghujung waktu dalam segmen ini jadi saya harus menyudahinya, tapi saya bisa berbincang dengan Anda selama berjam-jam tentang hal ini Dokter Blaylock, dan saya harap Anda akan kembali bergabung lagi dengan kami pada segmen-segmen mendatang. Saya ingin berterimakasih atas waktu Anda, telah bergabung dengan kami hari ini dan saya anjurkan para pemirsa agar mengunjungi website Anda, RussellBlaylockMD.com, mendaftarlah untuk email newsletter. Juga kunjungi BlaylockWellnessCenter.com untuk belajar lebih banyak mengenai informasi yang telah dr. Blaylock sajikan. Terima kasih, Dokter Blaylock, telah bergabung bersama kami hari ini.

DB      : Terima kasih, Mike.

HR     : Selalu menyenangkan berbincang dengan Anda. …



Catatan kami:
1.     Paul A. Offit, MD, adalah direktur Vaccine Education Center dan dokter di Rumah Sakit Anak Philadelphia, divisi penyakit menular. Dia anggota ACIP, juga IOM. Seorang Professor of Vaccinology di Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania. Selain itu, dia memegang hak paten vaksin RotaTeq®, produksi Merck.

Dia pernah menulis di jurnal Pediatrics tahun 2002 bahwa secara teoritis, bayi bisa mendapat 10000  vaksin dalam sekali waktu dengan aman.

http://pediatrics.aappublications.org/content/109/1/124.long

2.    Dokter Offit tidak pernah merespon tantangan publik dr. Blaylock.