via wesmd.com |
Akhlak adalah tempat persinggahan seorang hamba menuju keridhoan Allah swt. Ada empat hal yang menjadi sendi atau dasar bagi akhlak yang baik. Keempatnya adalah:
1. Sabar
Sabar akan mendorong seseorang bisa menguasai diri, menahan diri dari amarah, tidak mengganggu orang lain, bersikap lembut, dan tidak tergesa-gesa dan gegabah.
2. Kehormatan diri
Menjaga kehormatan diri akan membuatnya terjauh dari hal-hal hina dan buruk, bisa berupa perkataan maupun perbuatan. Dia akan memiliki rasa malu yang menjadi pangkal dari segala kebaikan, mencegah dirinya dari berbuat keji, berdusta, berghibah, dan mengadu domba.
3. Keberanian
Keberanian akan mendorong seseorang untuk berjiwa besar, menghiasi diri dengan sifat-sifat yang tinggi, rela berkorban, juga bersedia mendermakan sesuatu yang paling ia cintai.
4. Adil
Adil memicu seseorang untuk berada di pertengahan. Dia tidak bersikap berlebihan dan meremehkan orang lain atau sesuatu.
Sebaliknya, 4 hal yang menjadi sumber akhlak yang rendah adalah:
1. Kebodohan
Jika seseorang diliputi oleh kebodohan, akan nampak baginya berbagai hal yang bersifat berkebalikan di hadapannya. Yang baik akan terlihat buruk, kekurangan terlihat sempurna, dan kesempurnaan terlihat kurang.
2. Kezhaliman
Menjadi pemicu seseorang untuk tidak bertindak proporsional dan sesuai pada tempatnya. Seperti halnya kebodohan, kezhaliman akan membuatnya marah pada sesuatu yang semestinya diridhai dan sebaliknya.
3. Syahwat
Mendorongnya untuk memiliki atau menghendaki sesuatu, bersikap kikir, bakhil. rakus, mengobral kehormatan diri, dan perbutan-perbuatan rendah lainnya.
4. Marah
Dengannya, seseorang terpicu nuntuk bersikap takabur, menyimpan iri dan dengki, mengobarkan permusuhan dan menganggap orang lain sebagai makhluk yang bodoh.
Sebagian akhlak yang tercela melahirkan akhlak buruk yang lain. Begitu juga akhlak yang baik. Akhlak yang baik berada di pertengahan diantara dua sifat buruk. Misalnya, kedermawanan berada di antara sikap bakhil dan boros. Semoga kita terhindar dari akhlak yang buruk yang membuat kita terhina di depan Allah dan makhlukNya.
Referensi:
Madarijus Salikin, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah
0 comments:
Post a Comment
I'd love to hear you saying something: