Menulis secara manual itu punya beberapa kelebihan dibandingkan menulis secara digital. Keunggulan menulis dengan tangan terletak pada resistensi kondisi jangka panjang. Selama ada kertas dan pena, tulisan tangan bisa terus dibuat. Jika tidak ada, seperti di masa silam, kayu, kulit kayu, kulit binatang, tanah liat, batu, daun, dan lain-lain bisa dijadikan media untuk menulis.
Sementara itu, menulis digital akan sangat tergantung pada ketersediaan bahan bakar minyak sebagai sumber tenaga atau juga listrik dan baterai. Bila suatu saat bahan bakar minyak menjadi langka, hilang dan kita kembali ke zaman batu, menulis digital akan sangat sulit dilakukan, bahkan terhenti total. Memang ada alternatif tenaga surya, tapi, sudah siapkah semua orang akan hal itu?
Selain itu, tulisan yang tersimpan di memori komputer/laptop/gadget akan hilang, kecuali telah dicetak. Generasi mendatang akan kehilangan jejak pikiran para pendahulu. Jika tidak terbiasa menulis tangan, mereka akan sangat kerepotan karena selama ini cuma menekan keyboard, bukan membentuk huruf-huruf dengan pena atau alat tulis lainnya.
Bila pun sekarang telah tersedia gadget yang memberi keleluasaan menulis manual, tetap saja memorinya tersimpan dalam format digital. Kecuali kita mencetaknya, semua akan hilang bila masa hilang bahan bbm itu datang.
Menulis digital memang prosesnya lebih cepat. Selain itu, hemat tempat dan tulisan akan mudah dibagikan. Hanya saja, kemudahan-kemudahan itu akan berakhir di era 'batu' yang siap menebas habis era digital. Jadi, hendaknya kita tidak terbuai dengan segala fasilitas hasil pencapaian teknologi terkini. Suatu saat ketrampilan yang serba manual akan sangat dibutuhkan dan dihargai. Selamat menulis!
0 comments:
Post a Comment
I'd love to hear you saying something: