1/20/2016

Kisah di Balik Vaksin - Bagian 9


bahaya dibalik vaksin

Sanggupkah Anda Menyimpan Rahasia?

Pada 10-15 halaman berikutnya, mereka membahas cara mengontrol informasi ini sehingga tidak akan bocor, dan jika sampai terjadi kebocoran, bagaimana menanggulangi dampaknya. Di halaman 284, dr. Clements berkata, “Namun ada titik kala hasil-hasil penelitian ini harus dijaga, dan bahkan bila komite ini memutuskan ketiadaan hubungan (antara vaksin dan kelainan saraf); tetapi seandainya informasi itu bocor, pekerjaan telah terlaksana. Dan (informasi ini diperoleh) melalui kebebasan informasi yang akan diambil oleh pihak-pihak lain dan akan dipergunakan untuk hal lain di luar kendali kelompok ini. Dan saya sangat peduli akan hal itu karena saya kira sudah sangat terlambat untuk melakukan sesuatu terlepas dari badan profesional dan apa yang mereka katakan.


Dengan kata lain, dia ingin informasi ini terahasiakan, tidak hanya dari masyarakat, tapi juga dari para ilmuwan lain dan dokter anak sampai mereka mendapat bimbingan yang memadai. Pernyataan berikutnya, dr. Clements mengungkap rahasia mengapa dia memutuskan agar tak ada orang luar yang mendapatkan informasi menyudutkan ini. Katanya, “Kewajiban saya hadir di sini, di konferensi ini, adalah untuk memastikan pada akhirnya 100 juta anak diimunisasi DTP, Hepatitis B dan jika memungkinkan Hib, tahun ini, tahun depan dan tahun-tahun yang akan datang, dan imunisasi itu harus dengan vaksin yang mengandung thimerosal kecuali terjadi sebuah keajaiban dan suatu alternatif ditemukan dengan cepat, diujicoba dan terbukti aman.” 

Ini adalah salah satu pernyataan yang paling mengejutkan yang pernah saya dengar. Intinya, dia berkata, saya tidak peduli jika vaksin terbukti berbahaya dan merusak perkembangan otak anak-anak, vaksin-vaksin ini akan diberikan sekarang dan selamanya. Yang dia pedulikan dengan pengakuannya sendiri hanyalah untuk melindungi program vaksin, meskipun tidak aman. Dokter Brent mengatakan kalimat dr. Clements itu sebagai ‘pernyataan yang elok.’

Di halaman 253, kita kembali melihat para ilmuwan ini memberlakukan standar ganda ketika itu menyangkut anak-anak dan cucu mereka. Dokter Rapin mengemukakan masalah hilangnya skor IQ satu poin akibat paparan thimerosal. Dia katakan, “Bisakah kita mengukur IQ dengan seakurat itu, bahwa satu poin kecil itu relevan?”Kemudian pertanyaan itu dia jawab sendiri, “Bahkan untuk cucu saya, satu poin IQ pun akan saya perjuangkan.” Tetapi, secara serempak mereka berkata, yang intinya, PERSETAN DENGAN ANAK ANDA, kepada seluruh Amerika.

anak tidak diimunisasi

Yang juga menarik, mereka mengangkat sejarah timbal sebagai toksin neurobehavioral (mempengaruhi perilaku saraf). Dokter Weil mengatakan bahwa para ahli toksikologi dan lembaga-lembaga regulasi telah menurunkan level timbal yang berterima dari 10 ke 5 µg. Adalah nyata bila sejumlah orang merasakan bahwa dengan level yang lebih rendah pun, timbal masih bersifat neurotoksik terhadap otak yang sedang berkembang. Sebelum para ahli toksikologi mulai memeriksa timbal sebagai toksin otak pada anak-anak, sebagian besar ‘pakar’ itu menyangka zat itu tidak beracun bahkan pada level yang tinggi sekalipun. Lagi-lagi, hal itu menunjukkan para ‘pakar’ bisa salah dan masyarakatlah yang menjadi korban.

Dokter Chen (halaman 256) mengungkapkan kekhawatirannya bila informasi ini jatuh ke publik. Katanya, “Sejauh ini kita telah diberi hak istimewa karena sensitifnya informasi, kita telah mampu mengatur dan menjaganya dari, katakan saja, tangan-tangan yang kurang bertanggung jawab…” Dokter Bernier sependapat dan berujar, “Informasi ini telah dipegang cukup erat.” Lalu dia mengistilahkannya ‘informasi yang diembargo’ dan informasi yang sangat-sangat dilindungi.’

Bahwa mereka mengetahui implikasi dari temuan mereka terilustrasi dari pernyataan dr. Chen di halaman 258. Katanya, “Saya kira seluruhnya adalah aura ini yang membuat kita terlibat dalam sesuatu yang sama pentingnya dengan hal lain yang pernah kita lakukan. Jadi saya pikir ini adalah elemen lain yang membuat pertemuan ini spesial.” 

Anda mungkin ingat, dr. Weil menekankan bahwa analisis data itu tidak menyisakan keraguan adanya korelasi kuat antara masalah-masalah perkembangan saraf dan paparan vaksin berthimerosal. Maka, kalau mereka memahami pentingnya penemuan ini dan ini hal paling penting yang pernah mereka hadapi, mengapa pula disembunyikan dari publik? Adalah fakta bila hal itu menjadi lebih buruk.

Dengan demikian Anda tidak akan meragukan pernyataan saya bila konferensi para ahli ini tidak obyektif. Saya hadirkan kata-kata dr. Walter Orenstein, direktur Program Imunisasi Nasional di CDC, pada halaman 259. Dia mengatakan, “Saya telah melihatnya (Verstraeten) di pertemuan demi pertemuan yang berurusan dengan pribadi-pribadi yang terlalu skeptis…” ‘Pribadi-pribadi yang terlalu skeptis’, apakah ini terdengar seperti ilmuwan-ilmuwan obyektif yang ingin melihat data dengan pikiran yang jernih ataukah mereka para ilmuwan yang yakin sebelum pertemuan diadakan sehingga tidak ada bahaya pada anak dari thimerosal atau komponen vaksin yang lain?

Dalam salah satu pernyataan penutup, dr. Bernier (halaman 257) berkata, “hal lain yang menampar saya adalah sains,” artinya, sains yang diungkapkan oleh para hadirin dalam pertemuan itu. Lalu dr. Orenstein menambahkan, “Saya ingin berterimakasih kepada Roger Bernier yang telah menuntaskan pertemuan ini lebih awal…” Inilah pertemuan yang telah disebut sebagai salah satu pertemuan terpenting yang pernah mereka adakan dan kita mengetahui pertemuan itu diselesaikan dalam waktu lebih awal. Lebih jauh, kita diberitahu bahwa hasil pertemuan ini pada akhirnya akan menuntun kebijakan vaksin.

Kemudian dia bernyali untuk menambahkan, “Pertemuan ini membahas persoalan-persoalan yang kita temukan pada musim panas lalu saat kita berusaha merumuskan kebijakan tanpa adanya tinjauan ilmiah yang hati-hati. Saya kira sekarang kita telah memahaminya dengan jelas.” 

Saya benci menjadi satu-satunya orang yang mengungkapnya, tapi dia tidak memahaminya. Hanya sedikit atau tidak ada sains di pertemuan ini; pertemuan ini lebih didominasi tawar-menawar dan pembahasan detil yang tidak penting tentang metodologi epidemiologi dan detil statistik untuk mendiskreditkan data tanpa hasil. Pada kenyataan, mereka yang disebut pakar-pakar merkuri mengakui bahwa mereka harus melakukan pekerjaan rumah kilat untuk menyegarkan ingatan dan belajar sesuatu tentang subyek itu.




(Bersambung)

0 comments:

Post a Comment

I'd love to hear you saying something: