10/06/2016

Fase Kehidupan Umat Islam di Akhir Zaman

fase umat islam akhir zaman

How do you feel when you hear the phrase 'end of times' aka "akhir zaman?"

Kalau saya sendiri, dua kata itu cukup menyeramkan. Tapi apa daya, kita ditakdirkan untuk hidup di masa ini, di akhir zaman yang tidak bisa ditolak dan diingkari.

Untuk lebih memantapkan hati kita dalam menjalani kehidupan yang tidak mengenal putus permasalahan, kiranya kita perlu mengenali di periode akhir zaman bagian manakah yang sedang kita lalui sekarang. Mengetahui fase kehidupan umat Islam di bumi akan membuat kita tidak salah arah dalam memahami realitas dan langkah apa yang semestinya kita buat ke depan.

Dari Hudzaifah bin Yaman ra Rasulullah saw bersabda:

5 fase umat islam akhir zaman

Masa kenabian akan datang di tengah-tengah kalian dan akan berlangsung dengan kehendak Allah swt, kemudian Dia akan mencabut masa kenabian itu jika Dia berkehendak untuk mencabutnya. Kemudian, akan muncul masa khilafah dengan minhaj an-nubuwwah (tuntunan Nabi) dan akan terus berlangsung sampai Allah berkehendak untuk mencabutnya. Kemudian datanglah masa mulkan 'adhdhan (para raja yang hanya menyengsarakan rakyat) dan akan terus berlangsung sehingga Allah menghendaki untuk mencabutnya (mengakhiri masa kekuasaannya). Kemudian muncul lagi penguasa diktator dan akan terus berlangsung sampai Allah menghendaki untuk menghabisi masanya. Kemudian akan muncul lagi sebuah kekhilafahan yang didirikan dengan petunjuk Nabi. (HR. Ahmad: Musnad Al-Kuffiyin, hadist no. 18436 (Al Musnad 4/344))  
Hadist ini memberi isyarat tentang fase-fase yang akan kita lalui hingga puncak akhir zaman. Perubahan fase ditandai degan perubahan pergolakan politik yang mengiringinya. Ada lima fase yang akan dilalui umat sebelum terjadi kiamat:

1. Fase Kenabian

Umat Islam langsung dipimpin oleh Rasulullah saw sejak beliau diutus hingga beliau wafat. Periode ini berlangsung selama 23 tahun. Ini adalah masa kehidupan yang paling ideal.

2. Khilafah 'ala minhaj nubuwwah

Sepeninggal Nabi, umat Islam dipimpin oleh para khalifah yang mulia: Abu Bakar, Umar bin Khattab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan berakhir saat Al-Hasan menyerahkan kekhilafahan kepada Muawiyah bin Abu Sufyan -semoga Allah meridhai mereka semua-. 

Di fase kedua yang berlangsung 30 tahun ini, kaum muslimin berhasil membuka/membebaskan wilayah Romawi Timur dan Persia. Dua kekuatan raksasa dunia kala itu bisa tumbang oleh kekuatan 'kecil' yang berasal dari suatu negeri tandus dan penduduknya rata-rata miskin. Dengan  demikian, dua per tiga wilayah dunia telah berada dalam genggaman pemerintahan Islam.

3. Mulkan 'adhdhan (raja-raja yang menggigit)

Fase ini dipimpin oleh tiga dinasti secara bergantian: Bani Umayyah yang berpusat di Syam, Bani Abbasiyah di Iraq, dan Dinasti Turki Ustmani. Walaupun dinamakan khilafah dan penguasanya bergelar khalifah, tapi sistem yang dipakai adalah kerajaan. Pergantian pucuk kepemimpinan dilakukan secara turun temurun. Karena itu, ada khalifah yang baik dan adil, ada pula yang zalim.

Di paruh terakhir fase ketiga ini penjajahan negeri-negeri kaum muslimin secara fisik bermula. Representasi dari para raja yang menyengsarakan ini berakhir kala Turki Ustmani diruntuhkan pada bulan Maret 1924 oleh Mustafa Kemal Pasha. Berbagai macam paham dan aliran sesat, seperti Zionisme, sekulerisme, materialisme, komunisme, feminisme, dlsb kemudian merajalela.

4. Mulkan jabbariyan

Kehidupan umat Islam di fase ini tidak punya pemimpin (khalifah). Yang ada adalah para penguasa diktator yang suka memaksakan kehendak. Inilah masa kita hidup sekarang. Masa ketika umat tidak berdaya, dihinakan, dan dizalimi secara luar biasa. Suatu periode paling kelam, paling berat dalam sejarah umat Islam.

Yang berkuasa di dunia adalah kaum kafir yang menemukan momentumnya untuk menjalankan sistem penindasan global. Penulis dari Inggris, Ahmad Thompson, menamakan sistem yang dijalankan untuk menindas itu sebagai Sistem Dajjal. Hampir semua nilai didudukkan secara terbalik, yang baik dikatakan buruk dan yang buruk dikatakan baik.

Di masa ini juga badai fitnah besar mengintai keimanan kita. Kita lebih banyak menjadi pengekor umat lain daripada menjadi pelopor. Meski banyak negeri telah bebas secara fisik dari cengkeraman para penjajah, tapi penjajahan dalam bentuk lain terus berlangsung dan kian memburuk. Kemerdekaan yang kita raih sebenarnya berupa kemerdekaan palsu. 

Salah satu pilar yang dipakai untuk melanggengkan jalannya Sistem Dajjal adalah pendidikan. Pendidikan ditunggangi untuk menciptakan orang-orang pandai yang akan menduduki pos-pos penting di masing-masing bidang, seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, dll, tetapi mereka dibuat tidak memahami hakikat sistem penindasan global ini. Interaksi antar manusia tidak lebih daripada proses produsen-konsumen.


Proses  produsen  konsumen  menjamin  bahwa  manusia  diperlakukan  sebagai  anak kecil, mereka didorong untuk bekerja keras dan menikmati permainannya, agar tidak banyak bertanya yang susah-susah. (Ahmad Thompson, Sistem Dajjal)
Kalau kita mau mengamati keadaan sekitar, kita pasti merasakan kebenaran dari sabda Rasulullah di atas. Kita hidup di dunia yang semakin hari semakin gila. Kita terjajah. Penjajahan yang tersembunyi di balik ilmu pengetahuan itu merupakan bentuk penjajahan yang paling mengerikan. 

Sistem Dajjal digambarkan sebagai sebuah sistem dengan struktur piramid. Yang paling bawah adalah kelompok paling banyak, mayoritas yang menjadi alas kaki bagi golongan yang lebih berkasta. Semakin tinggi kasta, makin kecil jumlahnya. Puncaknya, pengendali sistem itu adalah sejumlah kecil manusia paling elit yang mengklaim diri paling cerdas dan berhak menentukan nasib semua orang yang mereka injak.

Bukti lain bahwa dunia hari ini dicengkeram oleh sistem Dajjal berasal dari mulut mereka sendiri, para elit global, yaitu orang dalam yang terlibat dalam desain sistem kafir sistem Dajjal. Aldous Huxley menyebutnya sebagai "scientific dictatorship" aka kediktatoran ilmiah.

Para diktator di masa lalu berjatuhan karena mereka tidak mampu menyuplai makanan, hiburan, keajaiban, dan misteri yang memadai. Di bawah kediktatoran ilmiah, pendidikan akan benar-benar berjalan dengan hasil berupa pria dan wanita yang akan tumbuh untuk mencintai pekerjaan mereka - mereka tidak akan pernah memimpikan revolusi. Agaknya tidak ada alasan yang bagus untuk menggulingkan kediktatoran ilmiah yang dijalankan secara cermat. (Aldous Huxley, Brave New World Revisited)

Aldous Huxley adalah seorang elit global, cucu dari Thomas H. Huxley, seorang Mason 33⁰ yang juga sahabat sekaligus pendudung berat gagasan evolusi Charles Darwin. Aldous Huxley punya mentor bernama H.G Wells, seorang Mason 33⁰ yang terkenal dengan buku-buku dan novel bertema futuristik seperti The New World Order, Shape of the Things to Come, dan War of the Worlds. Aldous Huxley bersaudara kandung dengan Julian Huxley, direktur UNESCO pertama.

Novel Brave New World (BNW) -nya Huxley adalah gambaran masyarakat impian kaum elit. Manusia dibuat untuk melupakan sejarah, lalu pelan-pelan pengondisian sosial dilakukan dengan tujuan membuat orang terbiasa dengan nilai-nilai baru yang sebelumnya bertentangan dengan norma sosial yang berlaku. Hasilnya, semua nilai menjadi terbalik. Dalam BNW, punya keluarga adalah memalukan, anak-anak sudah matang secara seksual, keberadaan transgender yang dibuat makin merajalela, obat penenang dikonsumsi setiap saat, dll. Kondisi kita sekarang menjadi semakin mirip dengan cerita dalam BNW yang dirilis tahun 1932.

Yang dijajah dan dikontrol adalah pikiran kita. Huxley mengakui bahwa jelas sekali jika hari ini kita sedang digiring ke arah itu. Setiap produk sains yang mengancam kestabilan tatanan dunia modern yang dikendalikan oleh sedikit elit jahat akan selalu diberangus atau direbut untuk dikuasai dan dikendalikan untuk kepentingan pelanggengan kekuasaan mereka. Sains dan pengetahuan difungsikan sebagai alat untuk mencapai tujuan akhir berupa pengendalian dan monopoli penuh terhadap manusia.

Sebagai contoh:
  • Ekonomi, jika itu disebut ilmu, ekonomi dirancang untuk mempertahankan sistem riba yang bercirikan digunakannya uang fiat atau uang kertas.
  • Di bidang farmasi, disebarkan pemikiran jika yang paling bagus adalah obat2 kimia sisntetis, sementara cabang pengobatan selainnya disingkirkan dan bahkan dikriminalisasi. Pemerintah dengan program asuransinya hanya melayani klaim dari jalur pengobatan farmasi modern ini. Ironisnya, pabrikan2 farma besar adalah perusahaan2 yang termasuk paling korup, kriminal dan banyak dituntut di pengadilan karena membahayakan kehidupan konsumen. Ini bisa kita cari dengan kata kunci semisal: pharma crime, pharma fraud, pharma lies, dan sejenisnya. Seperti di novel The Constant Gardener, tapi dengan plot yang lebih jahat.
  • Di bidang pertanian, digalakkan pemakaian pupuk kimia (sintetis), herbisida, pestisida, juga produk rekayasa genetika (GMO) dengan alasan semua itu merupakan solusi terpenuhinya kebutuhan pangan seluruh dunia. Tapi, bila kita tengok lebih jauh, sedikitnya 800 ilmuwan telah menyatakan jika GMO adalah produk perusak bumi, sebuah bentuk lain dari bio-war. Dan kita tidak akan menemukannya tersiar di berita2 televisi atau media arus utama. Adalah paradoks jika saat benih-benih direkayasa genetika, mereka, para elit global malah menyimpan ribuan jenis benih tanaman asli jauh di suatu tempat terpencil dekat kutub utara, di Svalbard, Norwegia. Kebenaran bisa disesuaikan dengan kepentingan.

Sungguh berat masa yang kita lalui sekarang. Masa penuh fitnah yang menuntut kejelian kita untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah agar kita selamat melaluinya.

Tanda-tanda besar kiamat juga akan bermula di fase keempat. Ad-dukhan (kabut asap) yang menyelimuti seluruh bumi akan datang di masa ini. Asap ini akan menjadi sebab berakhirnya teknologi modern, sehingga manusia dipaksa untuk hidup kembali ke zaman batu yang serba manual. 

Fase mulkan jabbariyan tidak akan berlangsung lama. Jika kita mengikuti perkembangan berita yang menjadi salah satu petunjuk paling valid akan keluarnya Dajjal, yaitu kondisi danau Tiberias atau Kinneret, maka kita akan merasa dikejar oleh datangnya kiamat.

Para sahabat Rasulullah pun menyimpan rasa yang sama. Setiap kali mendengar petunjuk tentang akhir zaman, mereka seolah merasa jika kejadian-kejadian genting itu akan terjadi di masa mereka hidup. Apalagi, kita yang hidup di masa sekarang. Bagaimana bisa kita terus enak-enakan tidur berkepanjangan jika jarak kita ke masa genting itu sudah jauh lebih dekat daripada di masa Nabi dan para sahabat?

Tapi, perasaan semacam itu tidak membuat mereka rapuh. Para sahabat Nabi berusaha maksimal untuk memperbanyak amal shalih mereka. Maka, jika pertanda datangnya Dajjal sebagai tanda kiamat besar kedua berupa menyusutnya air danau Tiberias telah nyata, bagaimana pula dengan ad-dukhan yang merupakan tanda kiamat besar pertama? Tentunya kejadiannya akan lebih cepat lagi.  

5. Khilafah 'ala minhajin nubuwwah (lagi)

Umat Islam akan kembali berjaya dan memimpin seluruh dunia setelah Al-Mahdi berkuasa sebagai khalifah. namun sebelumnya, akan terjadi huru-hara hebat di bumi, peperangan besar (al-malhamah kubra), juga keluarnya sosok Al-Masih Dajjal yang menjadi ujian terberat umat akhir zaman.

Selain sebagai isyarat adanya 5 fase kehidupan umat Islam di akhir zaman, hadist di atas juga menjadi pembawa berita gembira bagi umat. bahwa segala rasa sakit dan kepahitan yang melanda kita hari ini, semua itu akan ada akhirnya. Umat Islamlah yang akan menjadi pewaris bumi di masa mendatang. Semoga iman kita terjaga sampai akhir hayat.

 

Referensi: Kitab Ensiklopedi Akhir Zaman hal. 169-170, dan lain-lain.

sumber gambar: sideplayer.info dan sigitseo.blogspot.com

0 comments:

Post a Comment

I'd love to hear you saying something: